Berbeda dari perusahaan air minuman lainnya. Perusahaan satu ini justru kembangkan teknik penyulingan, agar darah babi bisa menjadi minuman yang aman dikonsumsi.
Selama berabad-abad, darah babi kental dengan budaya kuliner di Asia terutama di China dan sekitarnya. Darah babi biasanya diolah menjadi sosis, hingga dibuat menyerupai puding yang disantap dengan kuah kaldu hingga mie.
Memang darah babi umum dikonsumsi jika sudah berbentuk olahan, tapi jarang diminum dalam kondisi darah yang masih mentah. Dari sini lah perusahaan Veos yang berasal dari Belgia, ingin menciptakan sesuatu yang baru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari OddityCentral (07/06), perusahaan yang fokus memproduksi protein dari hewan untuk dikonsumsi ini baru saja mengembangkan olahan darah hewan menjadi minuman yang aman dikonsumsi.
![]() |
Terletak di kota Zwevezele di Flanders. Veos melihat bahwa darah hewan kolagennya bisa diolah menjadi bubuk protein yang aman digunakan di makanan manusia hingga makanan hewan.
Selain itu mereka selama ini menggunakan tangki besar untuk menyimpan darah babi. Tapi setelah mereka mengembangkan mesin penyulingan air senilai
β¬2 juta (Rp 31,7 miliar), kini mereka bisa mengubah darah babi menjadi air minum yang aman dikonsumsi.
"Untuk mendorong produksi yang ramah lingkungan, serta menjaga mata air, kami mulai mencari alternatif baru," ungkap salah satu CEO Veos, Robert Slee.
Mesin penyulingan ini disebut bisa memproduksi 150.000 liter air setiap harinya.
![]() |
"Jadi kami akan mengentalkan darah babi selama masa produksi, lalu di vakum. Selama proses itu uap air yang dilepaskan dair darah babi akan menjadi air, nah air dari uap itu akan kami murnikan lagi lewat instalasi pengolahan air. Sehingga dapat digunakan dalam proses produksi," sambung Robert.
Berkat alternatif ini, Veos bisa mengurangi 40% penggunaan air tanah dengan menggantinya menggunakan air dari uap darah babi untuk membersihkan tangki produksi mereka. Meski begitu air uap babi ini disebut bisa diminum oleh manusia, karena sudah dibuktikan oleh beberapa karyawan Veos yang minum air tersebut.
Selain diolah menjadi air minum, darah babi kerap diolah menjadi berbagai makanan. Misalnya gorengan dari darah babi yang digunakan untuk menu nasi campur di Bali, kemudian ada saksang dari darah babi yang disantap oleh orang-orang di Sumatera Utara.
(sob/odi)